Home » » Belajar dari angsa

Belajar dari angsa

Written By supriyono on 17 April 2009 | 4/17/2009 04:49:00 PM

Ikhwah fillah, perjalanan dakwah dan kehidupan yang penuh dinamika tak selamanya hanya mengambil pelajaran dari para pendahulu kita. Ada baiknya kita merenung sejenak dengan sejumlah tamsil dan pelajaran dari mahluk Alloh lainnya sebagaimana yang diabadikan di dalam firman Alloh. Salah satunya mari kita renungkan ayat sebagai berikut :

“Tidaklah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Alloh lah bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi, serta (juga) burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (Q.S. An Nuur 41).

Sudah menjadi fenomena umum bila musim gugur telah tiba (tentunya di negara yang memiliki empat musim) pada waktu-waktu tertentu terlihat rombongan burung angsa terbang ke arah selatan. Migrasi dalam jumlah besar ini merupakan suatu keniscayaan karena sebentar lagi musim dingin akan datang. Bila tidak melakukan perpindahan maka kematian akan segera menghampirinya. Coba perhatikan dengan seksama, ternyata angsa-angsa itu terbang dengan formasi huruf berbentuk “V”. Ada apa gerangan ? Adakah pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan angsa itu ?

PELAJARAN PERTAMA

Pada setiap burung yang mengepakkan sayapnya akan memberikan daya dukung bagi burung yang terbang tepat berada di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus ”dinding udara” di depannya. Terbang dalam formasi ”V” ternyata membuat seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah ketika kita bergerak dalam arah/ tujuan yang sama dan saling berbagi tugas maka Insya Alloh tujuan yang kita inginkan akan dapat diraih lebih cepat dan lebih mudah. Dalam kehidupan berjamaah akan terasa indah jika para murobbi dan mutarobbi saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain. Maju mundurnya kehidupan berjamaah sangat tergantung pada hubungan diantara kedua. Murobbi senantiasa inovasi memberikan yang terbaik bagi para mutarobbinya. Adapun para mutarobbi harus bekerja keras dan ikhlas agar keberadaannya menjadi batu penting dalam bangunan jamaah ini.

PELAJARAN KEDUA

Apabila seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan maka dapatlah dipastikan dia akan menghadapi tantangan yang luar biasa beratnya. Arus angin yang sangat kencang mampu merontokkan seluruh kekuatannya. Artinya, angsa yang terbang sendirian akan mengalami kesulitan terbang di angkasa luas. Akhirnya, si angsa akan kembali ke dalam formasi ”V” karena energi untuk terbang yang dia keluarkan jauh lebih kecil dan ia pun merasa terlindungi oleh keberadaan rekan-rekan yang terbang di depannya.

Pelajaran yang dapat ambil adalah hidup menjadi bermakna tatkala keberadaan kita senantiasa dalam keberjamaahan. Hidup sendirian tanpa ada yang menasehati hanya akan menjadikan kita laksana orang suci. Padahal sesungguhnya orang tersebut telah jauh terperangkap dalam jebakan dosa. Ingat, melakukan suatu kebaikan seorang diri pasti jauh lebih berat daripada kita melakukannya bersama-sama. Budaya ”saling memberi” harusnya tetap menjadi soko guru bangunan keluarga dan jamaah yang kita cintai ini. Sifat ini harus senantiasa dipelihara setiap saat sehingga tidak satupun diantara kita yang tidak memberikan kontribusi dalam amal Islami.

PELAJARAN KETIGA

Adakalanya sang pemimpin mengalami kelelahan dalam melaksanakan amanahnya. Ketika sang pemimpin rombongan angsa yang terbang paling depan merasa kelelahan, maka dia akan terbang memutar ke belakang formasi ’V” dan dapat dipastikan ada seekor angsa lain yang terbang menggantikan posisinya sebagai seorang pemimpin rombongan.

Subhanalloh, pelajaran ini memberikan hikmah bahwa amanah dan tugas pemimpin yang berat hendaknya dipikul secara bersama-sama. Tak selamanya seseorang mampu menanggung tanggung jawab yang begitu berat. Sekuat apapun orang tersebut pasti ada batas dan kelemahannya. Organisasi tidak boleh mengandalkan individu dan mandeg tanpa kaderisasi. Sistem yang kita ciptakan harus mampu menutupi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki pelaku-pelakunya. Oleh karena itu, optimalkan segala potensi setiap kader karena masing-masing memiliki kemampuan, kapasitas, dan keunikan yang berbeda serta saling melengkapi. Perbanyak upaya merekrut orang baru karena boleh jadi salah satu diantara mereka adalah pemimpin bangsa di kemudian hari.

PELAJARAN KEEMPAT

Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ”V” ini kerap mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang. Suara itu tidak lain ditujukan untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan. Alhasil, kecepatan terbang selalu dapat dijaga dengan konsisten.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah kita harus memastikan bahwa setiap kita mempunyai peran sebagai sumber kekuatan bagi jamaah. Sekecil apapun peran itu sungguh merupakan aset yang tak ternilai bagi umat ini. Ingatlah bahwa dalam kelompok yang saling menguatkan ternyata hasil yang dicapai menjadi lebih besar (sinergi). Pastikan suara/ide/aspirasi kita merupakan hadiah terbaik dalam rangka menguatkan kehidupan yang lebih baik dalam jamaah ini. Bila kita menemukan ketidaksetujuan sampaikanlah pada saluran yang benar. Janganlah kritik kita umbar kepada orang-orang yang tidak mengetahui duduk persoalan karena akan semakin menambah persoalan.

PELAJARAN KELIMA

Ketika seekor angsa jatuh sakit atau terluka, maka dua angsa lain (di sebelahnya) akan keluar dari formasi bersama angsa yang naas tersebut. Ternyata kedua angsa itu ikut terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal sementara dengan angsa yang jatuh itu sampai si angsa mati atau dapat terbang lagi. Apabila si angka kembali sehat, mereka akan terbang membentuk formasi kecil sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan besar mereka.

Dari pelajaran di atas dapat dipetik hikmah bahwa seekor angsa saja memiliki sifat empati sesama jenis tentu kita bisa mencontohnya lebih baik lagi. Setiap murobbi harus mengetahui permasalahan yang dialami para mutarobbinya. Jangan hanya bisa memberikan taklif, tapi kita tidak mau tahu masalah yang sedang dialaminya. Sungguh lucu bila kita menerima informasi musibah binaan bukan langsung dari yang bersangkutan, melainkan dari orang lain. Sebaliknya, jangan pula seorang mutarobbi senantiasa menjadi beban permasalahan bagi jamaah ini.

Sungguh dalam setiap ciptaan Alloh terdapat pelajaran bagi kaum yang berfikir. Burung sebagaimana yang Alloh firmankan juga mahluk seperti kita. Dan dari kehidupan mereka ternyata kita banyak mendapat pelajaran. Wallohu a’lam bishshowab.
Share this article :

0 comments:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN
Copyright © 2011. PKS SUKARAJA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger