14 July 2008

KERJA SMART, RAIH KEMENANGAN SAE DI KABUPATEN BOGOR

”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (At-Taubah:41)


Ikhwah fillah rahimakumullah, kemenangan dakwah tidak akan diraih manakala kita tidak lakukan dengan strategi yang jitu. Perjalanan dakwah panjang ini telah memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk meraih kemenangan-kemenangan dakwah. Bagaimana Rasulullah SAW mengatur strategi perang Badar hingga meraih kemenangan, dapat kita rasakan kelihaian Rasulullah memenangkan perang ahzab dari golongan sekutu kafir qurays, yahudi dan munafikin, dan bila kita buka lembaran sejarah kemenangan ummat Islam atas Persia, Romawi, merebut benteng khaibar, membebaskan Al-Aqsha dan seterusnya tentunya dilakukan dengan strategi yang matang.

Dalam kondisi saat sekarang, relevan manakala kita ingin meraih kemenangan dakwah melalui wasilah dakwah siyasi tentu saja harus dilakukan dengan strategi yang jitu. Strategi yang jitu bukan sekedar ditentukan oleh banyaknya dana, canggihnya peralatan/atribut dan banyaknya taujih tapi dari semua itu yang akan menentukan adalah karakter dan sikap kerja personal-personal yang mengelola aktivitas dakwah itu sendiri. Ada berbagai macam teori dan strategi dalam menghadapi peperangan dan pertarungan dalam bentuk apapun, namun ada sebuah ukuran dalam ranah menajamen modern yang telah banyak dikenal oleh kita semua, bahwa salah satu mengukur aktivitas manajemen yang baik adalah dengan metode SMART. Namun dalam hal ini, SMART yang dimaksud adalah bagaimana setiap ikhwah maupun akhwat dapat membentuk karakter dan sikap kerja yang SMART dalam memenangkan dakwah dimanapun dan kapanpun serta situasi apapun. Karakter dan sikap kerja SMART yang dimaksud adalah (Senang, Mandiri, Amal, Ridho dan Tangguh).

1. SENANG

Tidak dipungkiri bahwa pekerjaan apapun akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dilakukan dengan senang. Ikhwah wa akhwat fillah rahimakumullah, baru saja piala Euro 2008 nun jauh disana sudah usai. Tetapi betapa banyak dari masyarakat kita atau bahkan kita sendiri
karena senang dengan sepakbola rela menghabiskan waktu untuk menyaksikan tim kesayangan kita walau harus mengorbankan waktu tidur kita. Bahkan sebagian kita rela nonton bareng teman - teman ditempat tertentu atau sekitar rumah kita. Atau terkait dengan hobbi kita, apabila kita sudah senang dengan hobi tertentu maka kita akan melakukan apapun untuk merealisasikan hobi kita tersebut walaupun dalam kondisi yang sulit.

Ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullah, begitupula dengan aktivitas memenangkan dakwah atau pilkada yang saat ini kita rasakan. SENANG merupakan sebuah daya ungkit kita melakukan apapun untuk memenangkan dakwah.

Senang kita melakukan Direct Selling, Senang kita memasang Baliho, Senang jika kita memasang spanduk, Senang jika kita silaturahim.

Sehingga fokus kita dalam melaksanakan aktivitas tersebut bukan karena diminta ketua DPD, Taujih dari MPD, atau Fatwa dari DSD, atau karena diminta laporan oleh Naqib/Murabbi antum, ta’limat dari Kaderisasi atau karena akan sidak dari struktur yang lebih tinggi. Tapi fokus aktivitas yang kita lakukan adalah Senang karena bisa jadi ladang beramal, Senang berbuat baik kepada orang lain, Senang kita bisa mengajak orang untuk berbuat baik, Senang bisa banyak bertemu orang melaksanakan sunnah rasul, Senang bisa bersedekah setiap jam/menit/detik karena senyum kita kepada saudara kita, Senang bisa tafakur melihat keberagaman ciptaan Allah, Senang kita bisa mewujudkan sikap Sabar karena menghadapi
tuntutan banyak orang dan hal-hal Senang lainnya yang semuanya akan dicatat sebagai amal shalih di akhirat kelak.

2. MANDIRI


Sikap mental mandiri, adalah sikap mental para pemenang, sikap mental para pemimpin & pejuang, sikap mental generasi terbaik ummat Islam sejak dahulu. Bagaimana Rasulullah pada saat mengutus Mus’ab bin Umai ke Madinah, beliau menanyakan kepada Mus’ab (kalimat bebas. red), pada saat engkau menemui masalah, Mus’ab menjawab: akan aku cari penyelesaian yang ada dalam Al-Qur’an, bila tidak ada aku akan cari dalam Hadits, dan
seterusnya hingga Mus’ab menjawab aku cari menggunakan akal fikiranku sesuai yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepadaku. Dalam dakwah kitapun ada sebuah semboyan kemandirian yang telah menjadi karakter dakwah ini ”Sunduquna Juyubuna”.

Memahami sunduquna juyubuna, bukan sekedar memahami bahwa dakwah ini dibiayai dari kantong para kadernya, tapi maknanya lebih luas dari hal tersebut. Bagaimana tidak, lapangan dakwah ini begitu luas dan penyebaran kader dakwah yang tidak merata sementara amanah dakwah tidaklah sedikit, tapi kita juga tidak perlu khawatir bahwa kader telah dibekali dengan manhaj Al-Qur’an n Sunnah, serta telah dibekali manhaj asasi dan operasional dakwah ini. Maka sikap dan berfikir mandiri untuk mengembangkan dan memenangkan dakwah ini adalah sebuah karya nyata yang harus kita tunaikan dengan bekal yang telah kita miliki.Kreativitas dan inovasi salah satu bagian dari kemandirian kita menyelesaikan persoalan-persoalan dakwah ini. Bila ada salah satu calon yang mengatakan ”berkarya nyata bukan berkarya kata” ini adalah slogan semu yang hanya digunakan untuk kampanyenya hari ini. Maka kitalah yang sebenarnya lebih berhak menyatakan hal tersebut, karena dakwah ini didirikan bukan hanya untuk berkata-kata, tapi kita dituntut untuk lebih banyak berbuat untuk masyarakat dalam rangka tegaknya syari’ah dan tidak bisa tidak kecuali didukung oleh kemandirian kader-kadernya.

3. AMAL


Menurut Asy-Syahid Hasan Al-Banna: kata amal adalah kata yang mengandung makna seluruh perbuatan/aktivitas seseorang yang dilakukan di atas dunia ini untuk menuju akhirat yang ia adalah buah dari ilmu dan keikhlasan. Ikhwah sekalian seseorang yang telah mendengar seruan dakwah ini, seorang yang benci terhadap kemungkaran dan keburukan yang sekarang
merajalela, mengetahui tujuan dakwah, mengetahui sasarannya dan mengetahui bagaimana metodanya, maka bekerja dan beramal adalah keniscayaan yang sudah Allah gariskan. Kita tidak berhak menentukan kita kalah atau menang hari ini, tapi yang Allah kehendaki adalah bekerja atas dasar ikhlas karena Allah. ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS:9:105).

Ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullah, siapapun kita apakah kita sebagai anggota biasa, kader inti, ketua DPR, Ketua DPC, Ketua DPD dan seterusnya maka tuntutan amal sudah digariskan dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Yang paling bernilai di sisi Allah SWT adalah yang plaing Ahsan Amalnya. Maka yang paling baik bagi kita adalah bekerja sesuai dengan jalurnya secara optimal dan maksimal.

Inilah tanggung jawab kepemimpinan kita baik sebagai pribadi apatah lagi bila kita diberikan amanah menjadi pimpinan struktural dakwah ini di level manapun maka mewujudkan peran dan tanggung jawab pemimpin menjadi ladang amal untuk memenangkan dakwah ini. Seorang pemimpin apakah secara pribadi dan struktural harus berani mengambil keputusan, seorang qiyadah harus berani menanggung beban tanggungjawab dan tidak sekedar mengucurkan pekerjaan ke level yang lebih bawah, terlebih lagi setiap pemimpin harus dapat turun langsung untuk memberi tauladan terhadap perintah yang diberikan kepada a’dhonya, dan seterusnya. Dan kita semua adalah pemimpin itu, minimal pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga kita. Ikhwah sekalian amal kita tidak dibatasi oleh waktu, amal kita tidak dibatasi oleh ada tidak adanya dana, amal kita tidak dibatasi berat ringannya kondisi kita, Allah SWT berfirman:
”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (At-Taubah:41)


Tidak pernah kita temui dalam Al-Qur’an, seorang Hamba Allah diizinkan oleh Allah untuk tidak beramal, kecuali manakala kita sudah dipanggil oleh Allah untuk menghadap keharibaan-Nya. Sehingga tidaklah pantas, bila hingga hari ini masih ada kader yang tidak bekerja untuk
memenangkan dakwah melalui pasangan SAE walaupun hanya dengan senyum kepada tetangga dan menanyakan bagaimana kabarnya, Sae-kah ibu/bpk/mba/teteh/akang hari ini? Sementara ikhwan & akhwat lainnya rela berpanas-panas ria untuk direct selling, ririungan hingga larut malam bertemu warga di desa-desa, kehujanan pasang baliho dan stiker, rapat
hingga larut malam, menyusuri pasar-pasar dan keramaian, mengeluarkan dana untuk membiayai kampanye SAE, dicaci dan bahkan diancam karena mensosialisasikan SAE, bahkan calon Bupati kita sendiripun jatuh sakit karena ingin mewujudkan amal amanah dakwah memenangkan dakwah. Ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullah, maka yang kita lakukan adalah beramal secara optimal dan buktikan semuanya secara nyata sumbangan apa yang
bisa kita berikan untuk kemenangan dakwah ini, bangun kreativitas amal untuk mencari yang terbaik, insya Allah kemenangan itu akan kita raih dengan kerja sunguh-sungguh kita.

4. RIDHO


Ikhwan wa akhwat rahimakumullah, segala apa yang kita lakukan hari ini dan esok dalam kerja-kerja dakwah adalah semata-mata hanya mencari ridha Allah SWT bukan mencari yang lain. Karena inilah yang telah Allah perintahkan dalam QS : 6 : 162-163 : ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah karena Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu
baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.”

Jadi ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullah, tidak ada yang kita harapkan dari qiyamulail, tilawah qur’an, matsurat, shalat berjamaah, shalat dhuha dan ibadah kita lainnya kecuali untukmengharap ridha Allah SWT. Termasuk Direct seling kita, pasang baliho kita, pasang stiker kita, ririuangan kita dengan warga dan kampanye kita kecuali hanya mengharap ridho Allah SWT. Termasuk pula kondisi sulit, beban dan tuntutan yang begitu besar, kekurangan pangan, alat kampanye, ridho terhadap keputusan yang telah dibuat dan lain sebagainya. Maka bila kita lakukan dengan optimal-maksimal, hati yang ikhlas dan Allah ridha terhadap apa yang kita lakukan ditambah dengan doa mohon kemenangan SAE di setiap waktu dan waktu-waktu doa di ijabah, insya Allah kemenangan akan diberikan-Nya.

5. TANGGUH


Ikhwan wa akhwat rahimakumullah, mental berikutnya yang dapat memenangkan dakwah ini adalah bila para aktivitas dakwah memiliki mental tangguh, mental yang tidak mudah menyerah, mental yang tidak mengenal kata putus asa, mental yang tidak boleh kalah sebelum bertarung. Kita jangan merasa kecil hati dengan banyaknya baliho, stiker dan sembako yang ada di sekitar kita karena itu akan sia-sia belaka manakala hati masyarakat sebagai bagian dakwah tidak pernah tersentuh dan merasakan amal kita, hati masyarakat tidak pernah kita panah dengan senyum manis kita dan hati masyarakat tidak pernah kita ketuk dengan silaturahim dan kepedulian kita. Maka untuk menyentuh, memanah dan mengetuk hati
masyarakat dibutuhkan jiwa dan mental aktivitas yang tangguh. Karena sesungguhnya hati manusia itu adalah milik Allah, maka hanya Allah sajalah yang dapat mengendalikannya. Harta yang banyak tidak akan dapat membeli hati mereka, maka kitalah yang lebih berhak membeli hati mereka dengan jiwa dan mental tangguh kita karena hubungan kita yang erat dengan Allah SWT sang pemilik hati. Maka ikhwan dan akhwat fillah rahimakumullah, tidak ada jalan lain ketangguhan itu akan ada dalam diri kita, manakala kita dekat dengan Allah, kita senantiasa menjaga ibadah-ibadah kita dengan baik selelah apapun kondisi kita. Setelah kita dekat dengan Allah, bukan perkara sulit untuk dekat dengan manusia yaitu dengan cara 3S (Sapa, Senyum dan Silaturahim)

Ikhwan wa akhwat fillah rahimakumullah, inilah salah satu strategi kita memenangkan SAE di Kabupaten Bogor dengan sikap dan mental kerja yang SMART (Senang, Mandiri, Amal, Ridho dan Tangguh) semoga Allah berkahi, Raih Kemenagan SAE, Allahu Akbar!

Ikhwah sekalian marilah kita berlomba-lomba dalam kebajikan, jangan gantungkan amal antum karena ta’limat, jangan gantungkan amal antum dengan teguran para qiyadah, jangan gantungkan amal antum dengan kondisi ketidaksempurnaan, jangan gantungkan amal antum semua sisi yang kadang membuat antum tidak suka, tapi gantungkanlah amal kita hanya kepada Allah SWT sang pemilik kekuatan asalkan kita sudah bekerja dengan benar, tepat dan ikhlas.

No comments: