By Republika Newsroom
Senin, 30 Maret 2009 pukul 16:00:00
JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memastikan akan berkoalisi dengan salah satu parpol besar dalam pemilihan presiden nanti. Akan tetapi persoalan dengan siapa partai bernomor urut delapan itu akan berkoalisi, PKS akan mengevaluasi gerakan dakwah selama pemerintahan SBY.
Dalam orasinya di Lapangan Gelora Bung Karno, Senin (30/3), Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, mengatakan bahwa keputusan mengenai koalisi akan diputuskan segera setelah hasil dari pemilu legislatif diumumkan lewat rapat Majelis Syuro PKS. "Persolan koalisi serahkan saja kepada Majelis Syuro PKS, akan tetapi masukan dari kader dan simpatisan PKS akan tetap kita tampung sampai pemilu legislatif," kata Hilmi.
Majelis Syuro PKS, sambung Hilmi, di antaranya akan mempertimbangkan bagaimana gerakan dakwah selama pemerintahan SBY. Ia juga mengungkapkan bahwa Majelis Syuro PKS akan mengevaluasi bagaimana pemerintahan SBY memperjuangkan rakyat kecil selama ini.
Mengenai syarat koalisi yang akan diajukan PKS, tutur Hilmi, adalah koalisi yang akan menjadi pemerintahan yang pro-rakyat. "Rakyat tidak boleh lagi dibiarkan bersaing dengan sekelompok orang yang menguasai infrastruktur. Pemerintahan hasil koalisi tersebut nantinya harus melindungi rakyat dari kelompok tersebut," katanya.
Tanda-tanda PKS yang ingin menggandeng SBY semakin tampak dalam kampanye yang berlangsung efektif sejak pukul 09.00-13.00 WIB tersebut. Di antaranya adalah tidak pernah disebutnya nama JK saat Hilmi menyebut pemerintahan saat ini. Ia hanya menyebut pemerintahan saat ini adalah pemerintahan SBY.
Selain itu, Presiden PKS, Tifatul Sembiring, dalam orasinya, berulang-ulang mengatakan bahwa siapapun presidennya partainya adalah PKS. Tanda lain adalah lebih banyaknya spanduk bertuliskan "Emang Biru Bisa PKS? Untuk Indonesia yang Lebih Baik Kenapa Tidak?" yang berwarna biru dibandingkan warna merah, hijau, dan kuning.
Dalam kampanye sebelum-sebelumnya, Tifatul juga mengungkapkan bahwa lebih banyak kader PKS menghendak agar partai yang sebelumnya bernama PK itu mendukung SBY. Banyak di antara masukan tersebut, ujar dia, lebih menghendaki PKS agar berkoalisi dengan Partai Demokrat ketimbang PDIP dan Golkar. nan/kpo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment